Selasa, 22 Oktober 2013

Teori dan Teknik Akuntansi Sektor Publik

1.      Teknik Akuntansi Sektor Publik
Ada lima macam teknik akuntansi sektor publik yaitu akuntansi dana (fund accounting), akuntansi anggaran (budgetary accounting), akuntansi komitmen (commitment accounting), akuntansi kas, akuntansi akrual.
Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan, dalam arti dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana. Organisasi sektor publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu, perusahaan swasta dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk keperluan apapun yang penting bagi mereka adalah adanya laba. Berbeda dengan organisasi sektor publik di mana sumber daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu. Misalkan pemerintah menerima pinjaman dari World Bank sebesar Rp 10 M untuk pembangunan jalan dan jembatan. Maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah selain menggunakan dan tersebut untuk pembangunan jalan dan jembatan. Contoh lainnya adalah sebuah institusi pendidikan mengandalkan pemasukan dananya dari para alumninya. Dalam memberikan sumbangan, para alumni tersebut menghendaki tujuan-tujuan tertentu. Ada yang memberikan sumbangan untuk keperluan pembangunan, perpustakaan, ada pula yang memberi sumbangan khusus untuk beasiswa.
Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sektor publik, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaannya baik karena faktor eksternal (pembatasan eksternal), faktor internal (perencanaan manajemen), maupun karena peraturan. Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik mempunyai dana-dana dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sektor publik kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Sistem dana ini dimaksudkan sebagai alat kontrol apakah suatu dana tertentu telah digunakan sesuai dengan tujuannya.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak penyadia dana (donatur). Oleh sebab itu, organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana (fund accounting) utnuk mengontrol dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya tersebut sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yang ada. Dalam GASB disebutkan pengertian dana (fund) sbb:
“A fiscal and accounting entity with a self-balancing set of accounts recording cash and other financial resources, together with all related liabilities, and residual equities or balances and changer therein, which are segregated for the purpose of carrying on spesific activities or attaining objectives in accordances with special regulation, restriction, or limitations.”
Jadi dana adalah sebuah kesatuan akuntansi tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana itu, terdapat kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset (aktiva), kewajiban, dan ekuitas dana. Dengan demikian, sumber daya suatu organisasi sektor publik yang terdiri atas dana-dana tersebut dapat digambarkan sbb:
Gambar dana dalam organisasi sektor publik
  
Dana 1
A = K + ED

 
Dana 2
A= K + ED
 
Dana 3
A = K + ED
 
 



Dana 6
A = K + ED
 
Dana 5
A = K + ED
 
Dana  4
A = K + ED

 
 







Penggunaan istilah dana bagi organisasi niralaba dan institusi pemerintah berbeda dengan istilah dana yang sering digunakan oleh entitas swasta. Bagi perusahaan komersial, dana adalah bagian dari aktivanya yang dicadangkan karena akan digunakan atau dialokasikan untuk tujuan tertentu. Sedangkan bagi organisasi nirlaba dan kalangan instansi pemerintah, dana adalah suatu entitas akuntansi tersendiri seperti yang dinyatakan oleh Freeman (2003): “.... a fund in the government and non profit accounting sense is a self contained accounting entity with its own asset, liability, revenue, expenditure/expense, and fund balance or other equity accounts.” Dari kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1.      Dana yang bisa dibelanjakan (expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.

2.      Dana yang tidak bisa dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai pendukung dari expendable fund.

Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi sbb:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan, selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.

Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana dikenal istilah basisi akuntansi dan fokus pengukuran. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui, contohnya bila organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi yang substantif. Kalau yang diadopsi basis kas, transaksi diakui hanya kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Fokus pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain, jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain. Contoh kalau basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannya juga atas kas saja, sehingga implikasinya hanya aktiva lancar kas yang dilaporkan dalam neraca. Perubahan dalam aktiva tetap dan kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalnya, sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp 200juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran sumber daya jangka pendek adalah:
Belanja Kendaraan                              200.000.000
                                    Kas                                                      200.000.000

Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan sebagai aktiva di neracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan maupun penurunan kas di Laporan Pendapatan dan Belanja Dana atau laporan yang sebanding yang menjelaskan perubahan dalam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli, yang nantinya akan ditutup ke ekuitas dana.
Jika suatu entitas mengadopsi basisi akrual penuh seperti diharuskan untuk perusahaan, maka fokus pengukurannya biasanya meliputi semua sumber daya ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua aktiva dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar. Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau beban. Misalnya sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Ro 200juta. Jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis akrual penuh adalah
Kendaraan                               200.000.000
                        Kas                                                     200.000.000

Di banyak lingkungan perusahaan, basis akuntansi dan fokus pengukuran menjadi permasalahan tersendiri yang seringkalai menjadi perdebatan. Hal tersebut muncul karena banyak entitas pemerintahan yang menggunakan anggaran dengan berbasis kas sehingga dibutuhkan data realisasi anggaran yang berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut, dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan menghasilkan informasi yang bersifat jangka pendek. Permasalahan muncul karena entitas tersebut juga dituntut untuk menyusun neraca yang juga menyajikan informasi yang bersifat jangka panjang (aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan kata lain, dalam lingkungan pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran jangka panjang. Dari sinilah berkembang basis akuntansi yang disebut dengan basis kas yang dimodifikasi. Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi pembelian kendaraan senilai Rp 200juta akan dicatat dalam dua kali penjurnalan:
Belanja Kendaraan                              200.000.000
                                    Kas                                                     200.000.000

Kendaraan                                           200.000.000
                        Ekuitas Dana                                                   200.000.000

Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntutan fokus pengukuran jangka panjang. Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban jangka panjang di neraca dananya, entitas tersebut harus melakukan kontrol akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut. Manajemen dan konstituen lain mungkin ingin tahu dengan semua sumber daya dan kewajiban entitas tersebut dan tidak hanya ingin tahu atas aktiva dan kewajiban yang ada di neraca saja. Oleh karena itu, entitas wajib membuat catatan akuntansi atas semua aktiva dan kewajiban serta memasukkan dalam laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya menyatakan mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun juga menunjukkan perubahannya dalam tahun tersebut.

Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran ( Budgetary Accounting ) mengacu  pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun akun operasinya dengan menggunakan format yang sama dengan anggarannya. Tujuan ini adalah untuk menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan penggalian pertanggunjawaban. Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh fakta yang bahwa perbedaan intristik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun akun anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu namun hal hal ini menyebabkan ketidak seragaman dalam format akuntansi anggaran. Ada masalah siknifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupum akutamsi anggaran telah diadobsi oleh mereka. Hal ini timbul karena ada dua masalah yaitu :
a.       Level agregasi
b.      Perbandingan antara anggaran dan aktual yang terjadi
Contoh yang baik dimana level agregasi yang diadopsi oleh akun akun anggaran mempengaruhi daya bandingnya ada dipemerintah daerah. Satu otoritas mungkin melibatkan akun akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara keseluruhan. Otoritas lain mungkin menerbitkan jumlah anggaran untuk sekolah dasar, menengah, dan sebagainya. Yang lain mungkin akan mempublikasikan pengeluaran karyawan, alat tulis dam lain lain untuk masing masing sekolah dasar, menengah, dan sebagainya. Masalah dari menerbitkan informasi yang terlalu rinci adalah bahwa laporan keuangan menjadi tebal dan menyulitkan pembacanya. Di sisi lain, laporan yang tidak terlalu rinci dapat memudahkan pembacanya namun ada resiko bahwa informasi yang penting mungkin hilang ( tidak terdapat dalam laporan tersebut ).
Dahulu, pemerintah kota di Inggris memproduksi laporan keuangan yang tebal dan rinci, namu dalam beberapa tahun terkhir, pemerintah telah mengadopsi level agregasi yang kebih tinggi yang menyebabkan pengurangan terhadap jumlah halaman yang dapat lebih mudah dimengerti pengguna sekaligus mengurangi biaya pembuatannya.

Kekurangan lain dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering, atau seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi yang membuat akun-akun anggaran seiring dengan anggaran namun hanya membandingkan dua diantaranya secara global. Contoh akun- akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detail tapi hanya total pembelanjaan bersih untuk setiap definisi yang memberikan jasa tersebut saja yang membandingkan dengan anggaran, menunjukkan apakah ada pembelanjaan  yang kurang atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk menjelaskan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang signifikan dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan yang jumlahnya melebihi presentase atas anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat dijelaskan oleh perubahan tingkat harga umum.
Terlepas dari sistem apapun yang hendak diadopsi, beberapa perbandingan dan penjelasan tetap perlu dimasukkan. Logika dari akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan akun akun harus dibandingkna secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna external dan internal dari informasi. Dengan melaporkan hanya dua kolom ( anggaran dan aktual saja ), tidak hanya tujuan utama dari akuntansi anggaran ini saja yang tidak dapat dicapai , melainkan akan memerlukan banyak waktu untuk menjawab pertanyaan pengguna yang  spesifik atas perbedaan yang dapat dihindarkan apabila akun akun itu sendiri telah menyediakan analisis yang relevan. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaran telah berfokus pada bentuk akunnya daripada isinya.
Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen ( commitmen accounting ) dapat digunakan bersama, baik dengan basis akuntansi   kas maupum akrual. Karena tidak masuk akal untuk menggunakan akuntansi komitmen tersebut untuk beban karyawan, maka akuntansi komitmen hanya mencakup salah satu bagian kecil dalam anggaran organisasi. Sebagai konsekwensinya, akuntansi komitmen ini hanya merupakan subsistem dalam sistem akuntansi utama organisasi. Meskipun demikian, akuntansi komitmen ini dapat menjadi sangat penting, terutama bagi pemegang anggaran. Sebagai contoh, misalkan manager memesan 100 kotak kapur tulis. Manager ini telah menentukan pemasok mana yang akan dipilih dan harga sekarang dari kapur ini, misalnya adalah Rp, 5.000 per kotak. Keika pemesana dibuai dan dikirimkan kepada pemasok untuk 100 kotak kapur dengan harga Rp, 5.000 perkotaknya, manager mendebit beban. Ada bermacam macam faktor yang mempengarihi jumlah dari faktur yang kemudian akan diterima, seperti misalnya pemasok tidak memliki 100 kotak kapur, harga yang kemudian berubah atau asumsi harga yang salah salah dari manager. Maka kreditnya tidak menuju pada pemasok ( bukan utang atau kas yang diberikan kepada pemasok) namun apda akun pemesanan sebagai berikut :
            Kapur                                                  500.000
                        Pesanan kepada Pemasok                   500.000

Ketika faktur atas kapur tersebut sudah diterima, maka jumlahnya menjadi :

            Pesanan kepada pemasok                    500.000
                        Utang kepada pemasok                       500.000
Kalau barang yang dikirimkan atau jumlah fakturnya lebih atau kurang dari jumlah dicatat dalam suatu pemesanan, jurnal koreksi harus dibuat, misalnya ternyata harga kapur tersebut bukan Rp, 5000, maka jumlahnya sebagai berikut :
            Pesanan kepada pemasok                    500.000
            Kapur                                                    50.000
                        Utang kepada pemasok                       550.000

Dengan menggunakan sistem ini, organisasi mengakui pesana sebagai komitmen untuk menimbulkan pengeluaran dari akun ini mencatat komitmen secara berkesinambungan.
Kritik atas Akuntansi Komitmen
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap peoses pengambilan keputusan. Agar manager dapat mengendalikan anggaran mereka, mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manager hanya menerima akun akun yang mencakup penerimaan dan pembuatan faktur saja, manajemen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen ( over commitmen ) kepada anggarannya. Tentu saja manager yang berhati hati akan mengetahui bahwa akun akun tersebut tidak memasukkan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima, dan akan membuat catatan mereka sendiri mengenai hal ini sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over committed. Pertanyaan yang muncul adalah “” Jika informasi akuntansi ini sangat relevan untuk manager, mengapa tidak dimasukkan dalam akun akun?”
Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan, tidak akan dicatat hingga faktur dikirimakan. Masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya pengendalian anggaran mempengaruhi beban.
Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen iini di dalam akun akun. Masalah ini adalah bahwa pos tertentu  yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum, tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan dengan mudah. Maka sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah beban untuk periode akuntansi dimana pesana tersebut baru dibuat.
Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi berbasi akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapakan sistem akuntansi komitmen ini. Misal, ada manager yang anggarannya masih dibawah batas minimal sebulan sebelum tahun akhir anggaran. Manager mengetahui bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rtendah ( under spent ) dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berkutnya menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual untuk memastikan bahwa seluruh anggaran dibelanajakan, maka pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan diacatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan samapi dengan faktur tersebut diterima. Jika menggunakan akuntansi komitmen, manager dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir anggaran untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara, kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran yang baru dimulai.
Faktanya, dalam praktik untuk akuntansi komitmen ini adalah untuk mengeluarkan semua pesanan yang dibuat namun fakturnya belum diterima dari akun akun. Hal ini bahwa walaupun akuntnasi komitmendapat menggunakan pengendalian anggaran dan dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan kinerja secara periodik kepada manager, praktik professional beberapa negara membatasi penggunaannya dalam akun akun tertentu.
Akuntansi kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil, dan objektif.

Akuntansi akrual
Diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, lebih komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan polotik.

Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrualdapat dilihat sbb:
·         Basis kas: penerimaan kas-pengeluaran kas=perubahan kas
·         Basis akrual: pendapatan-biaya=rugi/laba
·         Pendapatan: penerimaan kas selama satu periode akuntansi-saldo awal piutang+saldo akhir piutang
·         Biaya: kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi-saldo awal utang+saldo akhir utang.
Single entry dan double entry
Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan.  Seiring semakin tingginya tuntutan, maka perubahan dari single entry menjadi double entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan. Pengaplikasian pencatatan dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan traceable.

2.SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Teknik akuntansi di lingkungan organisasi sektor publik dialokasikan dalam berbagai ragam dikarenakan adanya berbagai kepentingan dan kebutuhan di masing-masing organisasi yang berdampak pada tumbuhnya beragam teknik pengukuran dan basis akuntansi yang digunakan. Di sini akan disajikan ilustrasi atas transaksi-transaksi yang dilakukan oleh sebuah organisasi sektor publik berupa yayasan. Transaksi-transaksi tersebut kemudian diolah dalam sebuah proses akuntansi yang tahapan-tahapannya tidak berbeda dengan siklus akuntansi di sektor komersial.








Hexagon: TransaksiSiklus Akuntansi

 










Sesuai dengan urutan siklus dalam gambar di atas, berikut ini akan disajikan sebuah kasus singkat dari yayasan Maju Bersama.
Gambaran Yayasan Maju Bersama
Yayasan Maju Bersama merupakan sebuah yaysan lembaga swadaya masyarakat yang didirikan pada tanggal 1 Januari 2005. Yayasan ini mengkhususkan untuk bergerak dalam bidang pemberdayaan dan peningkatan profesionalitas usaha kecil menengah (UKM) yang ada di sekitar kota Depok. Yayasan melihat bahwa banyak UKM yang sesungguhnya memiliki potensi besar untuk dapat berkembang menjadi sebuah perusahaan yang lebih besarnamun mereka terbentur pada permasalahan sumber daya manusia (profesionalisme). Permasalahan tersebut masih ditambah dengan kurangnya jaringan dalam rangka pemasaran produk-produk yang mereka hasilkan. Selain itu, yayasan ini bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan jalan mendorong terciptanya UKM-UKM baru.
v  Visi: memberdayakan UKM sebagai penggerak ekonomi mikro.
v  Misi:
-          Mendorong terciptanya UKM baru
-          Meningkatkan profesionalitas UKM
-          Memperkuat jaringan antarsesama UKM
v  Struktur Organisasi






 












Untuk menjalankan misi-misinya tersebut, Yayasan mengembangka program-program sbb:
1.      Sosialisasi UKM: Seminar Kewirausahaan
2.      Pelatihan: Pelatihan Pemasaran, Pelatihan Keuangan, Pelatihan Manajemen Produksi.
3.      Pengembangan Jaringan: Pertemuan UKM, Studi Banding.
Untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut, Yayasan menyusun anggaran sbb:
Anggaran Operasional
            Belanja Gaji                                                    120.000.000
            Belanja Barang                                                  40.000.000
            Belanja Listrik, air, telepon                               10.000.000
                                                                                    170.000.000
Anggaran Kegiatan
            Seminar kewirausahaan                                     10.000.000
            Pelatihan pemasaran                                          15.000.000
            Pelatihan keuangan                                           12.500.000
            Pelatihan manajemen produksi                           7.500.000
            Pertemuan UKM                                                 5.000.000
            Studi banding                                                   15.000.000
                                                                                      65.000.000
TOTAL ANGGARAN                                              235.000.000

Dalam mengadministrasikan pelaksanaan anggarannya, Yayasan membuat pembagian dana menjadi:
1.      Dana Terikat (restricted fund)
2.      Dana Tidak Terikat (unrestricted fund)
Pada awal tahun anggaran tersebut, diketahui saldo kas untuk dana terikat adalah Rp 15.000.000 dan dana tidak terikat Rp 10.000.000.
Transaksi pada Yayasan
Selama bulan Januari, transaksi-transaksi yang terjadi adalah sbb:
5 Jan   Diterima bantuan dari pemerintah sebsar Rp 70juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM.
6 Jan   Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8juta untuk pembangunan jaringan UKM.
7 Jan   Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9juta
11 Jan Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta
12 Jan Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2juta
13 Jan Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10juta
15 Jan Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15juta
20 Jan Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan
23 Jan Dibayar tagihan listrik, air, telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5juta
25 Jan Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2juta
30 Jan Mengadakan kegiatan pertemuan UKM I yang menghabiskan dan Rp 3juta
31 Jan Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemprov Jabar. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9juta.

Penjurnalan dan Pembuatan Laporan Keuangan
Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Sedangkan fokus pengukuran menentukan apa yang akan dilaporkan. Dengan kata lain, jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan di neraca. Berikut akan diilustrasikan penjurnalan pada Yayasan Maju Bersama selama bulan Januari dengan basis akuntansi yang berbeda-beda.

Basis Kas 
5 Januari
Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM.
            Kas                                                                  70.000.000
                        Pendapatan-Dana Terikat                                           42.000.000
                        Pendapatan-Dana Tidak Terikat                                 28.000.000

6 Januari
Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8juta untuk pembangunan jaringan UKM
            Kas                                                      8.000.000
                        Pendapatan Dana Terikat                                8.000.000

7 Januari
Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9juta
            Belanja Gaji-Dana Tidak Terikat                    9.000.000
                                                Kas                                                      9.000.000

11 Januari
Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta
           Belanja Kegiatan-Dana Terikat                       4.500.000
                                               Kas                                                      4.500.000

12 Januari
Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2juta
           Kas                                                      2.000.000
                       Pendapatan-Dana Terikat                               2.000.000

13 Januari
Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10juta
           Belanja Kendaraan-Dana Tidak Terikat         10.000.000
                                               Kas                                                      10.000.000

15 Januari
Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15juta
           Belanja Sewa-Dana Tidak Terikat                  15.000.000
                                               Kas                                                      15.000.000

20 Januari
Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan
Kas                                                                  50.000.000
                       Pendapatan-Dana Tidak Terikat                                 50.000.000

23 Januari
Dibayar tagihan listrik, air, telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5juta
           Belanja listrik, air, dan telepon-Dana Tidak Terikat               1.500.000
                                   Kas                                                                              1.500.000

25 Januari
Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2juta
           Belanja ATK-Dana Tidak Terikat                   2.000.000
                                               Kas                                                      2.000.000

30 Januari
Mengadakan kegiatan pertemuan UKM I yang menghabiskan dan Rp 3juta
           Belanja Kegiatan-Dana Terikat                       3.000.000
                                               Kas                                                      3.000.000

31 Januari
Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemprov Jabar. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9juta.
                       Tidak ada penjurnalan


NERACA
                                                            Dana Tidak Terikat             Dana Tidak Terikat
                                                                 (dalam Rp)                              (dalam Rp)
 


Aktiva
Kas                                                          50.500.000                              59.500.000
           Total                                              50.500.000                              59.500.000
 


Kewajiban dan Ekuitas Dana
Ekuitas Dana                                                     50.500.000                              59.500.000
           Total                                             50.500.000                              59.500.000
 



LAPORAN AKTIVITAS
                                                            Dana Tidak Terikat              Dana Terikat
                                                                  (dalam Rp)                         (dalam Rp)

Pendapatan                                                 78.000.000                         52.000.000
Belanja gaji                                                   9.000.000                                  -
Belanja kendaraan                                       10.000.000                                  -
Belanja sewa gedung                                  15.000.000                                  -
Belanja listrik, air, dan telepon                    1.500.000                                   -
Belanja ATK                                                2.000.000                                   -
Belanja kegiatan                                                  -                                    7.500.000
Surplus/defisit                                            40.500.000                          44.500.000
Transfer-masukan                                                -                                           -
Transfer-keluaran                                                -                                           -
      Penambahan Ekuitas Dana                  40.500.000                          44.500.000
 



                                                            Dana Tidak Terikat              Dana Terikat

*Saldo Awal               =                            10.000.000                           15.000.000
+/+ Penambahan
      Ekuitas Dana                                       40.500.000                           44.500.000
Saldo Akhir                                               50.500.000                           59.500.000
                                                           
Basis Akrual
5 Januari
Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM
            Kas                                                                  70.000.000
                        Pendapatan-Dana Terikat                                           42.000.000
                        Pendapatan-Dana Tidak Terikat                                 28.000.000

6 Januari
Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8juta untuk pembangunan jaringan UKM
            Kas                                                      8.000.000
                        Pendapatan Dana Terikat                                8.000.000

7 Januari
Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9juta
            Belanja Gaji-Dana Tidak Terikat                    9.000.000
                                                Kas                                                      9.000.000

11 Januari
Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta
           Belanja Kegiatan-Dana Terikat                       4.500.000
                                               Kas                                                      4.500.000

12 Januari
Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2juta
           Kas                                                      2.000.000
                        Pendapatan-Dana Terikat                               2.000.000

13 Januari
Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10juta
           Kendaraan                   10.000.000
                       Kas                                          10.000.000

15 Januari
Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15juta
           Sewa Dibayar di Muka                       15.000.000
                                              Kas                                          15.000.000

Pada akhir tahun nanti, akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat belanja sewa yang benar-benar (secara substansial) menjadi beban tahun ini
           Belanja Sewa                                      7.500.000
                       Sewa Dibayar di Muka                                   7.500.000

20 Januari
Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan
Kas                                                      50.000.000
                       Utang Bank                                                     50.000.000

Berbeda dengan basis kas, penggunaan basis akrual langsung mengakui utang yang diperoleh dari bank dengan mengkredit akun Utnag Bank.

23 Januari
Dibayar tagihan listrik, air, telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5juta. Karena menggunakan basis akrual, pada bulan Desember tahun sebelumnya telah dicatat jurnal sbb:
           Belanja listrik, air, dan telepon                       1.500.000
                       Beban yang Masih Harus Dibayar                              1.500.000

Maka pada bulan Januari tahun ini, ketika dilakukan pembayaran, jurnal yang dicatat adalah sbb:
           Beban yang Masih Harus Dibayar                  1.500.000
                       Kas                                                                              1.500.000

25 Januari
Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2juta
           Perlengkapan ATK                 2.000.000
                                   Kas                                                      2.000.000

30 Januari
Mengadakan kegiatan pertemuan UKM I yang menghabiskan dan Rp 3juta
           Belanja Kegiatan-Dana Terikat                       3.000.000
                                               Kas                                                      3.000.000

31 Januari
Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemprov Jabar. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9juta.
           Komputer                                                        9.000.000
                       Pendapatan Sumbangan                                              9.000.000

Berbeda dengan basis kas yang berfokus pada arus masuk/keluar kas, penggunaan basis akrual berfokus pada peristiwa yang menimbulkan hak/kewajiban bagi suatu entitas.


NERACA
                                                               Dana Tidak Terikat             Dana Terikat
                                                                     (dalam Rp)                      (dalam Rp)

Aktiva
Kas                                                               50.500.000                         59.500.000
Sewa di bayar dimuka                                 15.000.000                               -
Perlengkapan ATK                                        2.000.000                               -
Komputer                                                       9.000.000                               -
Kendaraan                                                   10.000.000                               -
           Total                                                   86.500.000                         59.500.000

Kewajiban dan Ekuitas Dana
Utang Bank                                                 50.000.000                               -
Ekuitas Dana                                                           36.500.000                         59.500.000
           Total                                                   86.500.000                         59.500.000
 



LAPORAN AKTIVITAS
                                                            Dana Tidak Terikat              Dana Terikat
                                                                  (dalam Rp)                       (dalam Rp)

Pendapatan                                                  37.000.000                         52.000.000
Belanja gaji                                                    9.000.000                                 -
Belanja kegiatan                                                    -                                   7.500.000
Surplus/defisit                                              28.000.000                         44.500.000
Transfer-masukan                                                  -                                         -
Transfer-keluaran                                                 -                                          -
    Penambahan Ekuitas Dana                      28.000.000                         44.500.000
 


                                                            Dana Tidak Terikat              Dana Terikat
Saldo Awal                                                  10.000.000                       15.000.000
-/- Beban yang Masih Harus Dibayar           (1.500.000)                               -
                                                                      8.500.000                        15.000.000
+/+ Penambahan Ekuitas Dana                   28.000.000                        44.500.000
Saldo Akhir                                                 36.500.000                        59.500.000

Basis Kas Modifikasi
5 Januari
Diterima bantuan dari pemerintah sebesar Rp 70 juta dengan syarat penggunaan 60% untuk kegiatan pelatihan bagi UKM dan pembentukan jaringan UKM
            Kas                                                                  70.000.000
                        Pendapatan-Dana Terikat                                           42.000.000
                        Pendapatan-Dana Tidak Terikat                                 28.000.000

6 Januari
Diterima sumbangan dari asosiasi pengusaha Depok sebesar Rp 8juta untuk pembangunan jaringan UKM
            Kas                                                      8.000.000
                        Pendapatan Dana Terikat                                8.000.000

7 Januari
Dibayarkan gaji staf dan karyawan sebesar Rp 9juta
            Belanja Gaji-Dana Tidak Terikat                    9.000.000
                                                Kas                                                      9.000.000

11 Januari
Yayasan mengadakan Seminar Kewirausahaan di Hotel Aneka Wiyata menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 juta
           Belanja Kegiatan-Dana Terikat                       4.500.000
                                               Kas                                                      4.500.000

12 Januari
Diterima uang pendaftaran dari peserta Seminar Kewirausahaan sebesar Rp 2juta
           Kas                                                      2.000.000
                        Pendapatan-Dana Terikat                               2.000.000

13 Januari
Yayasan membeli sebuah motor untuk kendaraan operasional senilai Rp 10juta. Transaksi ini untuk Dana Tidak Terikat.
           Belanja Kendaraan                                          10.000.000
                       Kas                                                                              10.000.000

           Kendaraan                                                       10.000.000
                       Ekuitas Dana-Diinvestasikan
                       pada aktiva tetap                                                         10.000.000

selain mencatat belanja, yayasan juga harus mengakui aktiva yang dibelinya sebagai konsekuensi atas tuntutan yang muncul dari fokus pengukuran jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan mendebit Kendaraan dan mengkredit Ekuitas Dana-Diinvestasikan pada Aktiva Tetap (Dana Tidak Terikat). Jurnal kedua disebut sebagai jurnal corollary.

15 Januari
Dibayarkan biaya sewa gedung sebagai sekretariat Yayasan untuk dua tahun ke depan sebesar Rp 15juta
           Belanja Sewa-Dana Tidak Terikat                  15.000.000
                                               Kas                                                      15.000.000

20 Januari
Diterima uang pinjaman dari bank sebesar Rp 50juta yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun depan
Kas                                                                  50.000.000
                       Pendapatan-Dana Tidak Terikat                                 50.000.000

           Ekuitas Dana-Dicadangkan untuk
           utang (Dana Tidak Terikat)                             50.000.000
                       Utang Bank                                                                 50.000.000

Selain mencatat Pendapatn-Dana Tidak Terikat, Yayasan juga akan mencatat jurnal yang kedua untuk mengakui utang yang diperoleh.

23 Januari
Dibayar tagihan listrik, air, telepon untuk bulan Desember tahun lalu sebesar Rp 1,5juta.               Belanja listrik, air, dan telepon-Dana Tidak Terikat                   1.500.000
                                                           Kas                                                                  1.500.000

25 Januari
Dibeli alat tulis kantor (ATK) sebagai perlengkapan sekretariat yayasan untuk enam bulan ke depan senilai Rp 2juta
           Belanja ATK-Dana Tidak Terikar                   2.000.000
                                   Kas                                                                  2.000.000

30 Januari
Mengadakan kegiatan pertemuan UKM I yang menghabiskan dan Rp 3juta
           Belanja Kegiatan-Dana Terikat                       3.000.000
                                               Kas                                                      3.000.000

31 Januari
Diterima sumbangan berupa 2 unit komputer dari Pemprov Jabar. Nilai wajar dari kedua komputer tersebut adalah Rp 9juta.
           Komputer                                                                    9.000.000
                       Ekuitas Dana-Diinvestasikan
                       pada Aktiva Tetap (Dana Tidak Terikat)                                9.000.000

Berbeda dengan basis kas murni, basis kas modifikasi memungkinkan pengakuan transaksi yang tidak melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas.


NERACA
                                                               Dana Tidak Terikat             Dana Terikat
                                                                     (dalam Rp)                      (dalam Rp)

Aktiva
Kas                                                               50.500.000                         59.500.000
Komputer                                                       9.000.000                               -
Kendaraan                                                   10.000.000                               -
           Total                                                   69.500.000                         59.500.000

Kewajiban dan Ekuitas Dana
Utang Bank                                                 50.000.000                               -
Ekuitas Dana                                                           50.500.000                         59.500.000
 Diinvestasikan pada aktiva tetap                 19.000.000                               -
 Dicadangkan untuk utang                           (50.000.000)                              -
           Total                                                   69.500.000                         59.500.000
 



LAPORAN AKTIVITAS
                                                            Dana Tidak Terikat              Dana Terikat
                                                                  (dalam Rp)                       (dalam Rp)

Pendapatan                                                  78.000.000                         52.000.000
Belanja gaji                                                    9.000.000                                 -
Belanja kendaraan                                        10.000.000                                 -
Belanja sewa gedung                                   15.000.000                                 -
Belanja listrik, air, dan telepon                      1.500.000                                 -
Belanja ATK                                                  2.000.000                                 -
Belanja kegiatan                                                    -                                   7.500.000
Surplus/defisit                                              40.500.000                         44.500.000
Transfer-masukan                                                  -                                         -
Transfer-keluaran                                                  -                                         -
    Penambahan Ekuitas Dana                      40.500.000                         44.500.000
 




Dana Tidak Terikat              Dana Terikat

*Saldo Awal                                             10.000.000                           15.000.000
+/+ Penambahan
      Ekuitas Dana                                       40.500.000                           44.500.000
                                                                  50.500.000                           59.500.000
+/+ Diinvestasikan pada
       Aktiva Tetap                                      19.000.000                                    -
-/- Dicadangkan untuk
            utang                                            (50.000.000)                                   -
Saldo Akhir                                               19.500.000                           59.500.000              
 



3.      LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Laporan keuangan dalam lingkungan keuangan sektor publik memegang peranan penting dalam rangkan menciptakan akuntabilitas sektor publik. Semakin besarnya tuntutan terhadap pelaksanaan akuntabilitas sektor publik memperbesar kebutuhan akan transparansi informasi keuangan sektor publik. Informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Akuntansi sektor publik memiliki peran penting dalam menyiapkan laporan keuangan sebagai perwujudan akuntabilitas publik.

Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik sbb:
1.      Kepatuhan dari Pengelolaan (Compliance and Stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2.      Akuntabilitas dan Pelaporan Restropektif (Accountability and Restropective Reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati tren antarkurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.
3.      Perencanaan dan Informasi Otorisasi (Planning and Authorization Information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
4.      Kelangsungan Organisasi (Viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pengguna dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.
5.      Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pengguna yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6.      Sumber Fakta dan Gambaran (Source of Facts and Figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentinga yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

FASB AS juga turut menjelaskan tujuan dari laporan keuangan organisasi nirlaba. Dalam SFAC No.4, tujuan laporan keuanagn dijelaskan sbb:
1.      Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pengguna dan calon pengguna lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
2.      Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pengguna dan calon pengguna lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
3.      Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pengguna dan calon pengguna lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggungjawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4.      Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih organisasi, pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5.      Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode.
6.      Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
7.      Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pengguna dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.

Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik
 Drebin, et.al (1981) mengidentifikasikan 10 kelompok pengguna laporan keuangan sektor publik sbb:
1.      Pembayar pajak
2.      Pemberi bantuan
3.      Investor
4.      Pengguna jasa
5.      Karyawan
6.      Pemasok
7.      Dewan legislatif
8.      Manajemen
9.      Pemilih
10.  Badan pengawas

Borgonovi dan Anessi-Pessina (1997) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sektor publik sbb:
  1. Masyarakat pengguna jasa publik
  2. Masyarakat pembayar pajak
  3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi
  4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
  5. Badan-badan internasional
  6. Investor asing dan analisa negara
  7. Generasi yang akan datang
  8. Lembaga negara
  9. Kelompok politik
  10. Manajer publik
  11. Pegawai pemerintah

Sementara GASB mengidentifikasikan pengguna laporan keuangan pemerintah menjadi 3 kelompok besar:
  1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggungjawab
  2. Legislatif dan badan pengawas yang secara langsung mewakili rakyat
  3. Investor dan kreditor yang memberikan pinjaman dan/atau berpartisipasi dalam proses pemberian pinjaman.

Laporan Keuangan Sektor Publik di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, acuan penyusunan laporan keuangan bagi organisasi sektor publik Indonesia: (1)PSAK 45 tentang Laporan Keuangan organisasi Nirlaba; (2)SAP yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005.

4.      TEORI AKUTANSI SEKTOR PUBLIK

Suatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang di uji kebenaranya. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu:
a.       kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to explain)
b.      kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict)
c.       kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).

Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu:
1.      untuk memahami praktek akuntansi yang ada saat ini
2.      mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktek akutansi yang saat ini di lakukan,
3.      memperbaiki praktek akuntansi yang akan datang.

Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu murni atau abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences), ilmu derivative (special derivative sciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sector public yang relevan dan dapat di andalkan terdapat beberapa kendala yang dihadapi akutansi sector public. Hambatan tersebut adalah :
1.      Obyektivitas
Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan. Sering kali terjadi masalah obyektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder. Masalah obyektifitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak, menajemen menggunakan variable artivisial misalnya denganpemilihan teknik akutansi yang bisa menujukkan kinerja yang lebih baik dan menggunakan variabel rill (transaksional) yang dilakukan dengan cara melakukan manipulasi transaksi. Oleh karena itu, teknik akutansi yang di gunakan manajemen harus memiliki derejat obyektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder 
2.      Konsistensi
Konsistensi mngacu pada penggunaaan metode atau teknik akutansi yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut – turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat di bandingakan kinerjannya dari tahun ketahun.
3.      Daya banding
Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin obyektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya, karena dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporang yang berbeda. Adanya alternative penggunaan akutansi juga dapat menyulitkan tercapainya daya banding. 
4.      Tepat waktu
Laporan keuangan harus di sajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, social, dan politik serta untuk menghindari tertundanya keputusan tersebut. Permasalahnya adalah semakin banyak kebutuhan informasi maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi tersebut.
5.      Ekonomis dalam penyajian laporan
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang di keluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
6.      Materialitas
Suatu informasi di anggap material apabila mempengaruhi keputusan atau jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda

5.      PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang menyangkup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya.
Masis (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar system akutansi keuangan sebagai berikut :
1.      Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang relevan saja yang akan dicatat dalam system akutansi keuangan.
2.      Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat
Penentuan waktu pengakuan untuk setiap jenis operasi (timing of recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat /diakui pada tahan tertentu dari proses transaksi
3.      Adanya system pengendalian untuk menjamin reliabilitas. System pengendalian ini memiliki dua komponen ,yaitu :
·         Komponen formal
Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) : kesalahan akutansi akan dapat diketahui dan dilacak ketika jumlah sisi kredit tidak sama dengan sisi debit 
·         Komponen sub stansial
Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of interest): kesalahan akutansi muncul ketika mempengaruhi secara negative pihak ketiga.
4.       Menghitung pengaruh masing-masing operasi
Terdapat beberapa kesamaan akutansi keuangan baik pada sector public maupun swasta. Sebagai contoh, pada kedua sector tersebut direkomendasikan untuk menggunakan system pembukuan berpasangan dalam mencatat akun-akun transaksi.
Akutansi keuangan sector public terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan eksternal dan penghitungan biaya pelayanan. Oleh karena itu,akutansi keuangan sector public pada dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan sector public, jenis laporan keuangan sector public, system akutansi, standar akutansi keuangan sector public, jenis laporan keuangan sector public, system akutansi, standar akutansi keuangan sector public dan akutansi biaya sector public. Akutansi biaya sector public sendiri bukan murni bagian dari akutansi keuangan sector public. Akutansi biaya sector public sendiri bukan murni bagian dari akutansi keuangan sector public. Akutansi biaya sector public merupakan hybrid dari akutansi keuangan dan akutansi manajemen sector public.


6.      STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatusr perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan untuk mengimplemetasikan standar.
Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi antara lain:
a.       Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan kinerja dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
b.      Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat mengunakan keahlian dan integritas dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaranya.
c.       Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan berbagai variabel yang patut di pertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisien ekonomi serta tujuan social lainnya
d.      Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akutansi
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah sedapat mungkin menghindari terjadinnya strandar yang overload. Standar yang overload terjadi ketika :
a.       Standar terlalu banyak
b.      Standar terlalu rumit
c.       Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat pilihan dalam penerapannya
d.      Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general purpose standards) sehingga gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji dan pengguna
e.       Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi perbedaan antara :
·         Entitas public dan entitas non-publik
·         Laporan keuangan tahunan dan interim
·         Organisasi besar dan kecil
·         Laporan keuangan auditan dan non-auditan
f.       Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau kedua-duanya.

BAB 3
PENUTUP


3.1  Simpulan

Ada lima macam teknik akuntansi sektor publik yaitu akuntansi dana (fund accounting), akuntansi anggaran (budgetary accounting), akuntansi komitmen (commitment accounting), akuntansi kas, akuntansi akrual. Akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi dana dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya. Akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil, dan objektif. Akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, lebih komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual adalah basis kas: penerimaan kas-pengeluaran kas=perubahan kas; basis akrual: pendapatan-biaya=rugi/laba; pendapatan: penerimaan kas selama satu periode akuntansi-saldo awal piutang+saldo akhir piutang; biaya: kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi-saldo awal utang+saldo akhir utang. Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan.  Seiring semakin tingginya tuntutan, maka perubahan dari single entry menjadi double entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan. Pengaplikasian pencatatan dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan traceable. Teori memiliki 3 karakteristik, nyaitu : kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to explain), kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict), kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena). Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu : untuk memahami praktek akutansi yang ada saat ini, mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktek akutansi yang saat ini di lakukan, memperbaiki praktek akutansi yang akan datang. Suatu disiplin ilmu dapar di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu murni atau abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences), ilmu derivative (special derivativesciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend sciences). Untuk menghasilkan laporan keuangan sector public yang relevan dan dapat di andalkan terdapat beberapa kendala yang dihadapi akutansi sector public. Hambatan tersebut adalah : Obyektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, materialitas.


DAFTAR PUSTAKA



Nordiawan, Dedi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

2 komentar:

  1. terimakasih :) sangat membantu

    BalasHapus
  2. Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,

    Setelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan

    Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.

    Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui Email (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,

    Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
    Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)

    Terima kasih semua.

    BalasHapus