Selasa, 22 Oktober 2013

Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik

A.  PENDAHULUAN

Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yangakan digunakan manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen yang integral.
Definisi akuntansi manajemen adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penginterpretasian, dan pengkomunikasian informasifinancial yang digunakan manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasiserta untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel. Akuntansi manajemen berbeda dengan akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen sektor publik terkait dengan pemberian informasi kepada pihak intern organisasi, sedangkan akuntansi keuanganterkait dengan pelaporan dan pengkomunikasian laporan keuangan terhadap pihak eksternalorganisasi.
PSAM menurut  “Institute of Management Accounting” adalah sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penginterpretasian dan pengkomunikasian financial yang digunakan oleh manajmen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta menjamin bahwa sumberdaya digunakan scara tepat dan akuntabel”.
Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan penginterpretasian yang digunakan untuk :
Ø Perumusan Strategi.
Ø Perencanaan dan pengendalian aktivitas.
Ø Pengambilan keputusan.
Ø Pengoptimalan penggunaan sumber daya.
Ø Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi.
Ø Pengungkapan kepada karyawan.
Ø Perlindungan aset.

Perbedaan pokok Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan  ;
AKMEN SP
AKKEU
a.  Terkait dg. Pemberian informasi kpd pihak intern organisasi,
b.  Memberikan laporan yg sifatnya prospektif, yaitu digunakan unt. Perencanaan masa yad.
a. Terkait dg pelaporan & pengkomunikasian informasi kpd pihak ekternal organisasi,
b. Memberikan informasi yg bersifat laporan historis dan retrospektif, yaitu berupa laporan masa lalu.

Desain pengembangan akuntansi management harus di kaitkan dengan orang-orang yang akan menjalankan sistem tersebut.

B.   AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ORGANISASI

Dalam hal perencanaan akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis danprospektif untuk memfasilitasi perencanaan.
Proses perencanaan melibatkan:
Ø  Aspek perilaku (partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan)
Ø  Penetapan tujuan, dan
Ø  Pemilihan alat yang tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan.
Akuntansi Manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan, sedangkan perencanaan merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran organisasi.  Oleh karena itu  perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi keadaan dimasa yang akan datang.
Tiga jenis informasi akuntansi sebagai alat perencanaan:
Ø  Informasi sifatnya rutin atau ad hoc
 Rutin : informasi rutin memerlukan percanaan yang reguler (laporan keuangan bulanan)
Adhoc : informasi ad hoc diperlukan untuk masalah yang temporer yang membutuhkaninformasi segera.
Ø  Informasi kuantitaf atau kualitaf .
Ø  Informasi disampaikan melalui saluran formal atau informal


C.  AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN ORGANISASI

Pada organisasi sektor publik sifatnya cenderung tidak mengejar laba dan dipengaruhi politik yang besar, sehingga alat pengendaliannya lebih banyak berupa aturan birokrasi.Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas,akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yaitumengkuantifikasikan keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter .
 Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian karena informasi yangdiberikan bersifat kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehinggamemungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang padaakhirnya membentuk gambaran kerja secara keseluruhan.
Informasi akuntansi memungkinkan bagiorganisasi untuk mengintegrasikan aktivitas organisasi secara menyeluruh.Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaaninformasi sebagai alat pengendalian keuangan dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi.Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnyamemastikan bahwa organisasi memilik likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.Pengendalian organisasi terkait pengintegrasian aktifitas fungsional ke dalam sistem organisasi secarakeseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan.

D.  PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dansaling bersinergi. Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang membentuk siklus,sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi dalam satu organisasi. Tahap proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi:
Ø Perencanaan tujuan dan sasaran dasar.
Ø Perencanaan operasional.
Ø Penganggaran.
Ø Pengendalian dan pengukuran.
Ø Pelaporan, analisis, dan umpan balik.

      Jones and Pendlebury (1996), membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada organisasi sector Publio menjadi lima tahap, yaitu :

     a)  perencanaan tujuan dan sasaran dasar,
     b)  perencanaan operacional,
     c)  penganggaran,
     d) pengendalian dan pengukuran, dan
     e)  pelaporan, analisia dan umpan balik.



E.  PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK 

Peran utama akuntansi manajemen dalam organisassi adalah memberikan informasi akuntansi yangrelevan dan handal kepada manaer untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan strategik, sedangkan pengendalian dilakukanterhadap pengendalian tugas.  Peran akuntansi manajemen dalam sektor publik meliputi:
Ø Perencanaan strategik.
Ø Pemberian informasi biaya.
Ø Penilaian investasi.
Ø Penganggaran.
Ø Penentuan biaya pelayanan.
Ø Penilaian kerja.

·      Perencanaan strategik.
Tahap ini manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukungstrategi organisasi yang kemudian diseleksi dan dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas. Peran akuntansi manajemen disini adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan biaya dari suatu aktivitas ( cost of activity), sehingga manajer dapatmenentukan anggaran yang dibutuhkan terkait dengan sumber daya yang dimiliki. 3 permasalahan yang dihadapkan pada akuntansi sektor publik:
Ø Efisiensi biaya.
Ø Kualitas produk.
Ø Pelayanan.
Sebagian biaya yang terjadi di sektor publik merupakan discretionary costs (biaya ditetapkan diawalanggaran), maka peran manajer publik sangat penting dalam mengendalikan biaya. akuntansi sektor publik erat hubungannya dengan proses pemilihan program, penentuan biaya, dan manfaat programserta penganggaran.
Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:
Ø Strategi Integrasi.
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
Ø Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
Ø Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
Ø Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadibagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
Ø Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Tingkat-tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.
Ø Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Ø Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
Ø Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
Ø Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

       Strategi functional ekonomi
yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
• Strategi functional manajemen
mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,decision making, representing, dan integrating.
         Strategi isu stratejik
fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah. Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi.

Pemberian informasi biaya

Kategori biaya dalam organisasi sektor publik:
Ø Biaya input   : adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan
Ø Biaya output:biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai kepelanggan.
Ø Biaya proses:diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misal : biayadepartemen produksi dll.

Dalam hal pengambilan keputusan, biayaakuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting.Akuntansi biaya pada sektor publik berperan memberikan informasi mengenai pengeluaranpublik yang dapat digunakan oleh pihak internal (pemerintah) dan eksternal (masyarakat) untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.Akuntansi manajemen berperan memberikan informasi biaya yang meliputi penentuanklasifikasi biaya, biaya apa saja yang masuk kategori biaya rutin dan biaya modal, biaya tetap danvariabel, controllable dan uncontrollable. Proses penentuan biaya meliputi 5 aktivitas :
Ø Cost finding : yaitu pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa layanan.
Ø Cost recording : yaitu melakukan kegiatan pencatatan data ke sistem organisasi.
Ø Cost analyzing : yaitu melakukan analisis biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan.
Ø Strategic cost reduction
Ø Cost reporting

Penilaian Investasi
Akuntansi manajemen diperlukan ketika organisasi hendak melakukan investasi yaitu dengan menilaikelayakan investasi secara ekonomi dan finansial.  Dalam menilai investasi diperlukan identifikasi biaya, resiko, manfaat dan keuntungan dari suatuinvestasi. Selain itu faktor yang harus diperhatikan adalah:
Ø Tingkat diskonto.
Ø Tingkat investasi
Ø Tingkat risiko
Ø ketidakpastian (country risk dan potical risk )
Ø Sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian investasi dalam sektor publik dilakukan dengan menggunakan analisis biaya-manfaat (cost benefit analysis). Penilaian dengan metode ini praktiknya sulit diterapkan karena sulit menentukanbiaya dan manfaat yang berkaitan dengan analisi biaya sosial dan manfaat sosial. Sehingga penilaianmenggunakan analisis efektivitas biaya (cost effectiveness analysis) yang ditekankan seberapa besar dampak (outcome) yang dicapai dari suatu proyek/investasi dengan biaya tertentu.

Penganggaran
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif . Terkaitdengan 3 fungsi anggaran yaitu, alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, makaakuntansi manajemen berperan vital dalam mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.

Penentuan biaya dan tarif pelayanan
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasapelayanan publik, termasuk menghitung tarif subsidi yang diberikan.

Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan dari sistem pengendalian. Penilaian dilaksanakan untuk mengetahuitingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam halini akuntansi manajemen berperan membuat indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.

F.     Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas yaitu: (1) perencanaan; (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi; (3) komunikasi informasi; (4) pengambilan keputusan; (5) memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai tujuan organisasi; (6) pengendalian, dan (7) penilaian kinerja. System pengendalian manajemen sector public berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. System pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain system pengendalian manajemen, karena system pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban.Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja. Manajemen sumber daya manusia harus dilakukan sejak proses seleksi dan rekrutmen, training, pengembangan, dan promosi hingga pemberhentian karyawan. Factor lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi, social, keamanan, dsb.

G.    Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.      Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2.      Pengendalian operasional (operasional control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3.      Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

H.    Struktur Pengendalian Manajemen
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.Organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban adalah:
1.      Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya.
2.      Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3.      Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4.      Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
5.      Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6.      Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7.      Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggungjawab manajer pusat adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara input dengan output. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
I.       Pusat-pusat pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban:
1.      Pusat biaya (expense centre)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan.Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sector public karena output yang dihasilkan seringkali ada akan tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya. Contohnya Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
2.      Pusat Pendapatan (revenue centre)
Adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contohnya Dinas Pendapatan Daerah, dan Departemen Pemasaran.
3.      Pusat Laba (profit centre)
Adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input dengan output dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan.Contohnya BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
4.      Pusat Investasi (investment centre)
Adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.Contohnya Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
Melalui pusat pertanggungjawaban anggaran dibuat, dan jika telah disahkan anggaran dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan. Manajer pusat pertanggungjawaban sebagai budget holder, memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja, material, dsb yang dengan input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kualitas dan kuantitas tertentu. Anggaran mencerminkan nilai rupiah dari input yang dialokasikan ke pusat-pusat pertanggungjawaban dan output yang diharapkan atau level aktivitas yang dihasilkan. Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja yang riil dilakukan dibandingkan dengan anggaran. Adanya perbedaan atau varians antara hasil yang dicapai dengan yang dianggarkan kemudian dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan dicari siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya varians tersebut sehingga dapat segera dilakukan tindakan korektif.
Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran. Jika system pengendalian anggaran berjalan dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu.Informasi yang relevan merupakan informasi yang terbarudan akurat.Informasi yang relevan adalah informasi yang dapat membedakan dengan jelas antara biaya yang dapat dikendalikan secara langsung dengan biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban.
Untuk biaya yang sifatnya controllable pengendaliannya dapat dilakukan dengan menetapkan standar biaya yang tepat.Penetapan standar biaya dapat dilakukan dengan menggunakan Standar Analisa Belanja (SAB). Untuk biaya yang sifatnya uncontrollable yang biasanya berupa discretionaryexpenses  maka pengendaliannya dilakukan melalui perencanaan anggaran yang ketat. Untuk menjembatani masalah tersebut, maka setiap pusat pertanggungjawaban perlu ditetapkan tolak ukur kinerjanya.
Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom up budgeting atau participative budgeting.Keberadaan departemen anggaran dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang efektif.Informasi yang terkait dengan system pengendalian anggaran biasanya banyak diketahui oleh bagian departemen anggaran. Departemen anggaran memiliki fungsi sbb:
1.      Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggaran
2.       Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran.
3.      Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi.
4.      Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada budgetee dan manajer pusat pertanggungjawaban
5.      Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterpretasikan hasil, dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban
6.      Menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.
Komite anggaran biasanya terdiri dari para pimpinan puncak seperti kepala departemen, kepala dinas, kepala biro, dsb. Komite anggaran juga memiliki peran yang vital.Komite anggaran bertugas menyusun anggaran untuk tiap-tiap unit operasi.Departemen anggaran dan komite anggaran merupakan perangkat yang berada pada pusat pertanggungjawaban.  Selain merupakan alat yang vital untuk pelaksanaan dan pengendalian anggaran, pusat pertanggungjawaban juga merupakan basis pengukuran kinerja yaitu pembandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan.

J.      Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sector public dapat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari: (1) perumusan strategi (strategy formulation); (2) perencanaan strategic (strategic planning); (3) penganggaran; (4) operasional (pelaksanaan anggaran); (5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metode management by walking around.Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi atau melalui system pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam suatu organisasi, system pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal.Factor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan factor informal. Factor pengendalian formal misalnya adalah system pengendalian manajemen, system aturan, danreward & punishment system. Factor informal yang bersifat eksternal misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan sedamngkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi, gaya manajemen, dan gaya komunikasi.

Perumusan Strategi
Adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target, arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintahan, perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislative yang hasilnya berupa GBHN yang akan menjadi acuan bagi eksekutif untuk bertindak. Hasil perumusan strategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang.Revisi atau mengadopsi strategi dilakukan jika terdapat factor lingkungan yang berubah yang dapat berupa ancaman atau peluang baru.
Strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi global atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Srategi makro tersebut kemudian dijabarkan menjadi strategi yang lebih mikro dalma bentuk program-program, kegiatan atau proyek.Untuk melaksanakan program tersebut diperlukan anggarandan pusat pertanggungjawaban dalam bentuk unit-unit kerja organisasi sebagai alat perencanaan dan pengendalian anggaran.
Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat).Analisis SWOT dikembangkan dengan menganalisis factor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan organisasi dan memperhitungkan factor eksternal berupa ancaman dan peluang. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.Strategi perusahaan dapat berubah atau mengalami revisi, jika terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi oleh adanya ancaman dan kesempatan misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah baru atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi local dan global.
Sama halnya dengan sector swasta, tahap paling awal dari manajemen strategic pada sector public adalah perencanaan.Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Olsen dan Ealdi (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar yaitu:
1.      Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangna strategi serta target yang akan dicapai.
2.      Analisis atau scanning lingkungan terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran factor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang akan dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
3.      Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai factor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategic
4.      Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi
5.      Implementasi dan pengendalian rencana strategic
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi yaitu:
1.      Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategic
2.      Identifikasi apa yang menjasdi mandate organisasi
3.      Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
4.      Menilai lingkungan eksternal(peluang dan ancama)
5.      Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
6.      Identifikasi isu strategic yang sedang dihadapi organisasi
7.      Perumusan strategi untuk memanage isu-isu
8.      Menetapkan visi organisasi untuk masa kedepan.
Perencanaan Strategik
System pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategic. Perencanaan strategic adalah proses penentuan program-program , aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumberdaya yang akan dibutuhkan.
Perbedaaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategi adalah proses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Dalam proses perumusan strategi, manajemen memutuskan visi, misi, dan tujuan organisasi serta strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategi merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-program dan merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur dan skedul yang jelas. Organisai yang tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan strategic akan mengalami masalah dalam penganggaran. Orientasi dilakukannya manajemen strategi pada organisasi public menuntukt adanya strategic vision, strategic thinking, strategic leadership dan strategic organization.
Manfaat Perencanaan Strategik bagi Organisasi
Perencanaan strategic sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategic bagi organisasi anatar lain :
1.      Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
2.      Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.
3.      Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumberdaya yang optimal
4.      Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek
5.      Sebagai sarana untuk manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas
6.      Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternative strategi
Tujuan utama perencanaan strategic adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan manajer bawahnya. Adanya komunikasi ini akan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan yang akan mendorong terbentuknya goal congruence.
Mengubah Perencanaan Strategik menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategic dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan memberikan arahan perubahan.Perencanaan strategic bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategic harus didukung hal-hal berikut :
1.      Struktur pendukung, baik secara manajerial maupun political will
2.      proses dan praktik implementasi dilapangan
3.      kultur organisasi
visi, misi, tujuan, strategi yang sudah disusun secara baik dapat gagal dicapai apabila struktur organisasi tidak mendukung strategi. Oleh karena itu, perlu dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi agar selaras dengan strategi dan desain system pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan pada prinsip :
1.      perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif. Dalam hal ini, struktur organisasi hendaknya ramping, akan tetapi kaya fungsi. Konsekuensinya adalah adanya penghapusan unit –unit yang disfungsional atau demerger dengan unit lain yang hampir sama fungsinya, sehingga overlapping antar unit kerja dapat dihilangkan.
2.      Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk malaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah. Visi, misi, tujuan organisai harus selalu dikomunikasikan dan ditanamkan keseluruh anggota organisasi baik melalui komunikasi formal maupun informal.
3.      Dewan bertanggungjawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumberdaya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
Proses dan praktik implementasi dilapangan terkait dengan prosedur dan system pengendalian. Perencanaan strategi tidak akan efektif jika prosedur dan system pengendalian tidak sesuai dengan strategi. Harus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas.Selain itu harus didukung dengan adanya regulasi keuangan pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
Perencanaan strategic harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien.Program-program yang sudah dirancang secara baik dapat gagal bila personel di lapangan bertindak tidak sesuai arah dan strategi. Masalah lainnya yaitu adanya resistensi untuk berubah terutama jika ada isu akan dilakukannya restrukturisasi dan reorganisasi.
Penganggaran  
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sector public merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sector public memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sector swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui system penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward and punishment. System pemberian penghargaan dan hukuman digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.System penilaian kinerja dan mekanisme reward and punishment harus didukung dengan manajemen kompensasi yang memadai.Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi.Insentif positif bagi pancapaian tujuan disebut penghargaan (reward) yang dapat berupa finansial misalnya kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan, dan nonfinansial seperti promosi jabatan.Sedangkan insentif negative jika tujuan tidak tercapai disebut hukuman.Peran penting adanya penghargaan dalam sebuah organisasi adalah untuk mendorong tercapainya tujuan organsasi dan untuk menciptakan kepuasan bagi individu.Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu diperlukan.Namun, orientasi penilaian kerja hendaknya lebih diarahkan pada pemberian penghargaan.
,
Ad.a.  Perencanaan strategik;
Pada tahap perencanaan sytrategik, manajemen organisasi strategik membuat alternatif-altenatif program yang dapat mendukung strategi organisasi.  Program-program tersebut diseleksi dan dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas dan sumberdaya yang dimiliki.  Peran akuntansi manajemen adalah memberikan nformasi biaya program (cost of program) dan berapa biaya suatu aktifitas (cost of activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumberdaya yang dimiliki.
Ad.b. Pemberian informasi Biaya  ;
Dalam kontek organisasi sektor Publik,  biaya dikatagorikan menjadi 3
       a)  Biaya input  (tenaga kerja, bahan baku),
       b)  Biaya output (biaya pengantar produk sampai ke konsumen),
       c) Biaya proses (biaya berdasar fungsi, misal : fungsi organisasi : - biaya personalia, biaya departemen, biaya dinas dsb.)
Akuntansi manajemen Sektor Publik memiliki peran yang strategis dalam perencanaan finansial, terkait dengan identifikasi biaya.  Dalam pengambilan keputusan diperlukan Cost Accounting (akuntansi biaya).
Cost Accounting berperan memberikan informasi biaya pengeluaran publik yg digunakan oleh internal (pemerintah), dan eksternal (masyarakat, LSM, DPRD, Universitas dsb) dalam proses pengambilan keputusan (decision making).
Penetapan biaya berdasar aktifitas (activity based costing), terdiri dari :
a)  Cost finding (mengakumulasi biaya untuk menghasilkan produk/jasa).
b) Cost recording (kegiatan pencatatan data kedalam sistem akuntansi organisasi),
c) Cost analyzing (melakukan analisa biaya, mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan),
d)  Strategic cost reduction (penghematan biaya agar tercapai value of money (efieinsi, efektifitas dan ekonomis).
e) Cost reporting (memberikan informasi  biaya secara lengkap kepada pimpinan, dalam bentuk : - internal report yg diagregasikan kedalam laporan yg disampaikan kepada eksternal).
                  Ad.c.   Penilaian Investasi  ;
                  Akuntansi manajemen diperlukan untuk studi kelayakan investasi secara ekonomis dan finansial.
                  Faktor-faktor yg diperlukan meliputi :
                  *  Tingkat. Diskonto, inflasi, risiko dan turbulensi (ketidkpastian).
Penilaian Investasi pada sektor swasta lebih mudah dibanding pada sektor publik.
Swasta Menggunakan :  NPV, IRR, ROA/ROI, Payback period dsb.
Sektor publik menggunakan :  cost benefit analysis,  yaitu membandingkan antara Social cost dan social benefit, dan alat analisis biaya digunakan ”Analisis efektifitas biaya”  (cost effectiveness analysis).
Akuntansi Manajemen sektor publik sangat berperan vital dalam proses :
a)  pemilihan program,
b)  penentuan biaya program, dan
                  c)  penganggaran.
Akmen berperan dalam memvasilitasi terciptanya anggaran publik yg efektif, yg terkait dengan 3 fungsi anggaran, yaitu:
a)  sbg alat alokasi sumberdaya publik,
b)  sbg alat distribusi,
c)  sbg alat stabilisasi.
Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of service) dan Penetapan Tarif (Charging of service).
Cost of service dan Charging of service merupakan rangkaian biaya yang sama-sama memerlukan informasi akuntansi.
Intinya :  biaya murah, memuaskan pelayanan masyarakat dan memberikan kemaslahatan yang maksimal bagi masyarakat.
        Misal Pemerintah daerah membangun “Puskesmas” atau  RSUD, tentunya dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam kebutuhan kesehatan dan dengan tarif yang terjangkau, serta dapat membantu masyarakat yang tidak mampu.

Ad.d.  Penganggaran
Dalam hal ini akuntansi manajemen memainkan peran yang vital dalam proses pemilihan program, penentuan biaya program dan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan memfasilitasi terciptanya anggaran public yang efektif, terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu :
(1)    sebagai alat alokasi sumberdaya public,
(2)    alat distribusi,
(3)    alat stabilisasi,
(4)    alat untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumberdaya secara ekonomis.


Ad.e.  Penentuan  biaya pelayanan (cost of service);
Akuntansi manajemen diperlukan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tariff yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan public.
Penentuan biaya pelayanan public (cost of service) dan penentuan tariff pelayanan merupakan satu rangkaian yang keduanya bersama-sama membutuhkan informasi akuntansi.
Ad.f.  Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari system pengendalian.  Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitasorganisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. 
Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing aktifitas yang dilakukan.
        Peran Akuntansi Sektor Publik di Indonesia semakin pesat, seiring dengan ;
a)  Tap MPR  No. XV/1998 ;  tentang ”Penyelenggaraan Otonomi Daerah”
                  b)  UU No. 22 / 1999 tentang Otonomi Daerah,
                  c)  UU No. 33/2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah desentraliasi.
                  Korelasi antara Indek Desentralisasi  thp. Kualitas Pemerintahan ;
No.
             KOMPONEN
          Koefisien
   Korelasi Pearson
1
PARTISIPASI  PUBLIK ;


*   Kebebasan politik
0,599

*   Stabilitas politik
0,604
2
ORIENTASI PEMERINTAH :


*  Efisiensi Peradilan (judicial effisi)
0,544

*  Efisiensi Birokrasi
0,540

*  Ketiadaan korupsi
0,532
3
PEMBANGUNAN  SOSIAL :


*  Indek Pembangunan Manusia
0,369

*  Keadilan distribuís pendapatan
0,373
4
MANAJEMEN  EKONOMI


*  Independensi Bank Central
0,327

*  Disiplin Manajemen Utang (ratio 
    utang thp. GDP)

0,263

*  Keterbukaan Ekonomi
0,523
1+2+3+4
GOVERNANCE QUALITY INDEX
0,617
                  Sumber :  Teori desentralisasi
             5)  Manfaat  Desentralisasi 
                  a)  Mendorong peningkatan  partisipasi, prakarsa & kreatifitas masyarakat dalam pembangunan dan mendorong pemerataan hasil pembangunan diseluruh daerah.
                  b) Memperbaiki alokasi sumberdaya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ketingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi lengkap.
                  c)  Bermanfaat untuk penilaian investasi bagi setiap daerah, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. 

    6)   E v a l u a s i 
          a)   Rangkuman Akuntansi Manajemen Sektor Publik
      Akuntansi manajemen memiliki kaitan yang sangat erat dengan system pengendalian manajemen sector publik, karena system pengendalian manajemen memiliki dua komponen besar, yaitu :
(a)    proses pengendalian manajemen, dan
(b)    struktur pengendalian manajemen.
Sementara  proses  pengendalian manajemen melibatkan beberapa aktifitas, antara lain :
(a)    perencanaan,
(b)   koordinasi,
(c)    komunikasi informasi,
(d)   pengambilan keputusan,
(e)    motivasi,
(f)    pengendalian, dan
(g)   penilaian kinerja.
Sedangkan struktur pengendalian terkait dengan desain struktur organisasi yang  tercermin dalam bentuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi manajemen sector public berfungsi sebagai penyedia informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik.
Disamping itu akuntansi manajemen juga berfungsi membatu memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajer public.
Dalam organisasi sector public, berperan untuk merencanaan strategi, memberikan informasi biaya, penilaian investasi, penganggaran dan penentuan biaya pelayanan (cost of service).

      Pengertian dan Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik 
a)      Pengertian Sistim Pengendalian Manajemen Sektor Publik
        Sistem Pengendalian Manajemen adalah merupakan suatu proses untuk menentukan suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat melaksanakan sesuai dengan fungsinya;
                    Sedangkan proses pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer diseluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
      b)   Fungsi  Pengendalian Manajemen meliputi :
            1)  perencanaan,
            2)  koordinasi,
            3)  komunikasi informasi,
            4)  pengambilan keputusan,
            5)  memotivasi orang2 dlm org.
            6)  pengendalian,
            7)  penilaian kinerja.
      c)   Tipe Pengendalian Manajemen
                  Tipe Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik dikategorikan menjadi tiga  kelompok, yaitu:
            1)  Pengendalian preventif (preventive control),
            2)  Pengendalian operasional (operastional control), dan
            3)  Pengendalian kinerja (performance control)
      d)   Struktur Pengendalian Manajemen
                  Struktur pengendalian termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertang-gungjawaban (responsibility centers).
Tujuannya :
            1)  Sebagai  basis perencanaan,
            2)  Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan,
            3)  Memfasilitasi terbentuknya goal congruence,
            4)  Mendelegasikan tugas2 kpd nyg berkompeten,
            5)  Mendorong kreativitas & daya inivasi,
            6)  Sbg alat unt melaksanakan strategi,
            7)  Sbg alat pengendalian anggaran.
                     Sedangkan tanggungjawab Manajer Pusat Pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumberdaya input dengan output yang terkait dengan kinerja.
            Pusat pertanggungjawaban dalam PSA, dibedakan menjadi 4 kelopmpok, yaitu :
      1)  Pusat biaya  (cost center),
            2)  Pusat pendapatan (revenue center),
      3)  Pusat laba (profit center) dan
      4)  Pusat Investasi (Investment center).
Hubungan Pusat Pertanggungjawaban dengan Pengendalian anggaran ;
      ”Responsibility center, sebagai budget-holder memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan anggaran, dan anggaran menciptakan nilai rupiah dari input yg dialokasikan dan output yg dihasilkan atau level aktifitas yg dihasilkan”.
        Sedangkan pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja riil yang dibandingkan dengan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk bottom- up budgeting  atau participating budgeting. 
Berbagai informasi terkait dengan sistem pengendalian anggaran, biasanya banyak diketahui oleh Departemen Anggaran. 
Departemen Anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
      1)  menetapkan prosedur untuk persiapan anggaran,
      2)  mengkoordinasikan dan mebuat asumsibg. dasar anggaran,
      3)  membantu mengkomunikasikan anggaran,
      4)  menganalisis anggaran yg diajukan,
      5)  menganalisis kinerja anggaran,
      6)  menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.
     Komisi anggaran, biasanya terdiri dari para pimpinan puncak (kepala departemen, kepala biro, kepala Dinas dan sebagainya.  Fungsinya adalah menyusun anggaran untuk tiap-tiap aktifitas operasional.

3.   Proses  Pengendalian Manajemen sektor Publik  
               Proses pengendalian manajemen sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi baik saluran formal maupun informal.
Saluran formal meliputi  :
      a)  perumusan strategi (strategic formulation),
      b)  perencanaan strategi (strategic planning),
      c)  penganggaran ,
      d)  operasional,
      e)  evaluasi kinerja
      Saluran komunikasi informal biasanya dilakukan dengan pertemuan informal, diskusi atau melalui metoda Management by walking around.
      Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mencapai ”Goal congruence” (keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal).
      Faktor-faktor yg mempengaruhi proses pengendalian terdiri dari dua kelompok :
(1)       Faktor pengendalian formal  (sistem aturan, reward & punishment),
(2)       Faktor pengendalian informal (etos kerja, loyalitas karyawan dg istilah abdi negara dan abdi masyarakat).
      Strategi untuk mencapai tujuan organisasi Sektor Publik dirumuskan dalam berbagai srtategi, antara lain berikut ini.
     1)   Perumusan strategi  (strategic planning) ;
                    Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran dan target (outcome) dan arah kebijakan serta strategi organisasi.
            Perumusan strategi merupakan tugas manajemen puncak,  yang dalam pemerintah  dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa  GBHN yang menjadi acuhan  bagi eksekutif untuk bertindak. Strategi yang dihasilkan merupakan strategi global (makro), dalam perusahaan disebut ”corporate level strategy”, yang kemudian dijabarkan dalam program kerja, atau proyek dalam unit-unit kerja organisasi.
                    Metode penentuan strategi yang lazim digunakan adalah analisis  SWOT, yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan baik faktor internal maupun ekternal.
            Olsen dan Eadie (1982), merumuskan 5 rumusan strategi :
            a)  Pernyataan visi, misi dan tujuan organisasi,
            b)  Analisis atau scanning lingkungan,
            c)  Profil internal, atau audit sumberdaya,
            d)  Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi,
            e)  Implementasi dan pengendalian rencana strategi.

Initiate & agree process
 


Stakeholders               Misión & mandate



     Strength & weakness          stretegic issues          opportunity &
threats
                                           
Strategies
 



Vision for future
 



Actions
 



Outcomes

  2)  Strategi Anggaran
a)      Konsep dan pengertian  Anggaran Ssktor Publik ;
      Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu, yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses untuk mempersiapkan anggaran.
      Dengan demikian Anggaran Sektor Publik adalah  suatu rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
      ASP merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :
a)   berapa biaya atas rencana2 yg dibuat (pengeluaran/belanja),
      b) berapa banyak dan bgaimana cara memperoleh uang untuk mendanai (pendapatan)
b)   Aspek2 ASP :
      1)   aspek perencanaan,
      2)   aspek pengendalian,
3)      aspek akuntabilitas publik.
c)   Pentingnya ASP ;
              ASP sangat penting dalam rangka membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, sehingga ASP merupakan blur-print keberadaan sebuah negara dan merupakan arahan dimasa yg akan datang.
d)   Anggaran dan Kebijakan  Fiscal ;
Kebijakan fiscal merupakan suatu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui sistim pengeluaran atau sistim perpajakan dlam rangka mencapai tujuan tertentu.
Kriteria ASP ;
(1)   merefleksikan perubahan prioritas, keinginanb asyarakat,
(2)   menentukan penerimaan dan pengeluaran  (Departemen, pem. Propinsi dan daerah).


           Dengan demikian ASP penting karena :
(1)  merupakan alat pemerintah unt menetukan arah pembangunan,
     (2)  adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat yg tak terbatas,
     (3)  diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah tlh bertanggungjawab kepada masyarakat.
   e)    Fungsi Anggaran Sektor Publik;
    (1)  alat perencanaan (planning tool),
    (2)  alat pengendalian(control tool),
    (3)  alat kebijakan fiskal (fiscal tool),
    (4)  alat politik (politic tool),
    (5)  alat koordinasi dan komunikasi,
    (6)  alat penilaian kinerja (performance measurement tool),
    (7)  alat motifasi motivation tool), dan
    (8)  alat menciptakan ruang publik (public sphere).
    f)    Jenis-jenis
    (1)  Anggaran operasional (operational budget),
    (2)  Anggaran Modal (capital/invesment budget).
   g)    Prinsip-prinsip ASP , meliputi :
(1)                     otorisasi legislatif,
(2)                     Komprehensif,
(3)                     Keutuhan anggranan,
(4)                     Nondiscretionary appropriation,
(5)                     Periodic,
(6)                     Akurat,
(7)                     Jelas dan
(8)                     Diketahui publik.




Proses Penyusunan Anggaran sektor Publik.
APBN/APBD yg dipresentasikan eksekutif memberi informasi rinci kpd DPR/DPRD dan masyarakat tenttang program2 apa yang direncanakan pemerintah dlm meningkatkan kualitas kehidupam rakyat.
Tujuan penyusunan anggaran ;
a.               membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan kordinasi dalam lingkungan pemerintah,
b.               membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa,
c.               memungkinkan pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja,
d.              meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kpd DPR/DPRD dan masyarakat.

Faktor-faktor dominan dalam Penyusunan Anggaran
Faktor dominan ;
a)  Tujuan dan target yg hendak dicapai,
b)  Ketersediaan sumberdaya,
c)  Waktu yg dibutuhkan,
d) Faktor lain yg mempengaruhi anggaran (politik, fluktuasi pasar, inflasi, bencana alam dll.)
Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran.
Richard Musgrave dalam Coe (1989), mengidentifikasi 3 pertimbangan mengapa pemerintah perlu terlibat :
1)      stabilitas ekonomi,
2)      redistribusi pendapatan, dan
3)      alokasi sumberdaya.
      Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan  2 hal ;
a)      uderfinancing, (kekurangan anggaran/defisit),
b)      overfinancing  (kelebihan anggaran)

Henley et.al., 1990,  siklus anggaran meliputi 4 tahap, al. :
1)      Tahap persiapan anggaran (preparation),
2)      Tahap ratifikasi  (approval/ratifikasi),
3)      Tahap implementasi (implementation),
4)      Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation).
      Paradigma baru dalam proses perencanaan APBD di Indonesia menekankan pada pendekatan ”bottom-up planning” dengan tetap mengacu pada arah pembangunan pemerintah pusat.
     Arah kebijakan pemerintah tertuang pada :
PROPENAS,
RENSTRA, dan
REPETA.
PP No. 108 tahun 2000,  Pemda disyaratkan membuat Perda yg terdiri atas  Propeda  (Renstrada) yg mengacu pada Propenas dan Renstra.
PP No. 105 tahun 2000, Penda bersama DPRD menetapkan arah dan kebijakan umum APBD, setelah itu pemda menetapkan Strategi dan Prioritas APBD.
Penjabaran RENSTRA  dalam REPETADA dilengkapi dg. :
a)  pertimbangan2 yg berasal dari hasil evaluasi,
      b)  masukan aspirasi masyarakat,
      c)  pengkajian kondisi yg saat ini terjadi, shg mengetahu kekuatan dan kelemahan yg sedang terjadi.

Contoh  :
 1.  Inisiatif strategi :
      “Peningkatan sumberdaya pangan nasional”
 2.  Program kerja :
            a)  Budidaya pertanian rakyat,
            b)  Mekanisasi pertanian /agraris,
            c)  Peningkatan tehnologi modern.
      Sedangkan program kerja yang telah ditetapkan, kemudian dijabarkan dalam rencana kerja tahunan berikut ini.
Ad. a.   Budidaya pertanian rakyat ;
                       1)  pengadaan bibit unggul,
                       2)  pengadaan pupuk,
                       3)  pengolahan intensif,
                       4)  pemenuhan pengairan/irigasi. Dsb.

   Ad.b.  Mekanisasi agraris, dijabarkan sbb. :
                 1)  pengadaan mesin pertanian,
                 2)  pengolahan lahan,
                 3)  peningkatan kesuburan melalui sistem tumpangsari, dsb.

Ad. c.  Peningkatan tehnologi modern ;
                 1)  pembajakan lahan melalui mesin-mesin,
                 2)  penyemaian bibit secara modern,
                 3)  penanaman melalui pesawat,
                 4)  pengairan yg teratur (tidak pemborosan air) dsb.

3.  Proyeksi anggaran  :
     1)  pengadaan bibit   (10,000 ha) a  $ 10,000.-  ..........  $  100,000,000.-
     2)  pengadaan pupuk (10,000 ha a  $ 1,000 )  ............   $    10,000,000.-
     3)  pengolahan dan irigasi  (10,000 ha a  $ 2, 000).....   $    20,000,000,-
                 Total anggaran budidaya pertanian  ..............    $  130,000,000.-
     Anggaran mekanisasi pertanian ;
           pengadaan mesin-mesin  (10 unit tractor ) ……….  $  25,000,000.-
           pengolahan melalui ahli agraris  ............................   $  15,000,000.-
             Total anggaran  mekanisasi  ...........................   $  40,000,000.-


4.  Anggaran  tehnologi pertanian  :
           a.  tehnologi pembibitan  ............................  $  5,000,000.-
           b.  tehnologi informasi pasar ......................  $  7,500,000.-
c.  tehnologi pengolahan data dan ll ..........   $ 12,500,000.-
             Estimasi anggaran tehnologi  ............................. $    25,000,000.-
     TOTAL ESTIMASI ANGGARAN SUMBERDAYA PANGAN TAHUN 2006        SEBESAR  ………………………………….……  $  195,000,000.- 

 5)    Rangkuman
          Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktifitas, antara lain :
a)      perencanaan (planning),
b)      koordinasi (coordinating),
c)      komunikasi informasi (information comunication),
d)     pengambilan keputusan (decisión making),
e)      memotivasi (motivation),
f)       pengendalian (controlling), dan
g)      penilaian kinerja (performance ).
          Sistem pengendalian manajemen sektorpublik dirancang untuk mempengaruhi orang-orang dalam suatu organisasi, agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi.
          Sistem pengendalian manajemen harus didukung struktur organisasi yang baik, dan struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibity centres).

Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dapat dilakukannya bottom-up budgeting atau participative budgeting, karena pusat pertanggungjawaban mengemban fungsi sebagai budget holder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar